Lo juga menyatakan bahwa dia tidak membeli obligasi atau emas karena imbal hasilnya yang rendah.
Sebaliknya, dia hanya fokus pada pembelian saham, yang telah membuktikan diri sebagai sumber kekayaannya, dengan aset mencapai ratusan miliar.
Ia bercerita tentang keuntungan besar yang pernah ia dapatkan dari saham PT United Tractors Tbk (UNTR), yang merupakan salah satu investasi awalnya yang berhasil.
Baca Juga : Segini Perputaran Uang Selama Lebaran 2024, Sayangnya Masih Kalah Sama Kasus Korupsi Timah
Lo juga menyoroti bahwa Bursa Efek Indonesia menawarkan salah satu imbal hasil tertinggi untuk investor jangka panjang di antara pasar saham utama di dunia.
Meskipun demikian, hampir 99% masyarakat Indonesia belum percaya bahwa investasi saham adalah pilihan terbaik, dengan kebanyakan dari mereka lebih memilih menempatkan uang mereka di bank atau investasi properti.
Dengan keterampilan mendalam dalam menganalisis laporan keuangan, Lo telah menunjukkan ketelitian dalam memilih saham untuk investasi.
Baca Juga : Shell Akan Tutup 1.000 SPBU di Berbagai Negara, Bagaimana di Indonesia?
Misalnya, pada tahun 1998, ia membeli saham PT United Tractors Tbk (UNTR) ketika perusahaan tersebut mencatat kerugian bersih Rp 1 triliun meskipun memiliki pendapatan operasional sekitar Rp 1 triliun dari total pendapatan Rp 2 triliun-Rp 4 triliun.
Lo mengatribusikan kerugian bersih ini kepada fluktuasi kurs.
Pengalaman serupa ia ulangi dengan saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), yang ia beli seharga Rp 1.000 per saham dan kemudian menjualnya dengan harga rata-rata Rp 10.000 per saham.
Dalam waktu 1,5 tahun, Lo berhasil meningkatkan keuntungannya dari Rp 35 miliar menjadi Rp 350 miliar.
Lo mengklaim bahwa kemampuan mengontrol emosi adalah kunci utama kesuksesan seorang investor saham.
Editor : Tim Redaksi
Dapatkan berita dan informasi lengkap lainnya dengan cara klik https://hariannetwork.com