Hariannetwork.com – Shell, perusahaan minyak dan gas asal Belanda, telah mengumumkan niatnya untuk menutup sekitar 1.000 Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di beberapa negara di dunia hingga tahun 2025, sebagaimana terungkap dalam Laporan Energy Transition Strategy 2024.
Tujuan penutupan tersebut adalah perusahaan akan mengalihkan fokusnya ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (EVCS) pada tahun 2030.
Meskipun jumlah yang ditutup kurang dari 3 persen dari total keseluruhan unit stasiun pengisian bahan bakar global Shell, yang saat ini mencapai lebih dari 46.000 outlet, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Beli Solar Subsidi Wajib Pakai QR Code MyPertamina, Sudah Berlaku di 11 Daerah
Terkait dengan penutupan tersebut, lantas bagaimana di Indonesia?
Susi Hutapea, Wakil Presiden Hubungan Korporat untuk Shell Indonesia, menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran penting sebagai pasar utama bagi bisnis hulu hilir Shell, khususnya dalam penjualan pelumas.
Oleh karena itu, Shell tetap berkomitmen pada operasinya di Indonesia.
“Shell tetap aktif menjalankan bisnis hilir minyak dan gas di Indonesia, termasuk memproduksi dan memasarkan pelumas, penjualan BBM dan produksi bahan bakar rendah karbon (low-carbon fuel),” kata Susi, dikutip dari kumparan Kamis (28/3/2024).
Baca Juga : Sekarang BI Checking Sudah Bisa Dicek Sendiri Lewat Internet
Sebagai perusahaan yang berkantor pusat di London, Shell berencana untuk memperluas jaringan stasiun pengisian kendaraan listrik menjadi 200.000 lokasi pada akhir dekade ini, peningkatan yang signifikan dari 54.000 lokasi saat ini.
Peluncuran akan dimulai di Cina, di mana Shell mengoperasikan lebih dari setengah stasiun pengisian baterai saat ini, dan di Eropa, di mana permintaannya meningkat pesat.
Sejalan dengan bisnis pengisian kendaraan listrik yang berkembang, Shell menargetkan tingkat pengembalian internal sebesar 12% atau lebih tinggi.
Namun, perusahaan tidak mengungkapkan detail spesifik mengenai lokasi ritel mana yang akan ditutup tersebut.
Baca Juga : Harga Ideal Pertalite Rp 8.500/Liter, Kok Bisa ?
Huibert Vigeveno, yang memimpin bisnis hilir, energi terbarukan, dan solusi energi Shell, menyatakan pada bulan Juni lalu bahwa mengambil 500 lokasi per tahun setara dengan sekitar 4% dari lokasi yang dioperasikan Shell.
Transisi menuju stasiun pengisian kendaraan listrik mencerminkan komitmen Shell terhadap keberlanjutan dan sejalan dengan tren global menuju solusi energi yang lebih hijau.
Namun, perusahaan menjamin bahwa kehadiran dan operasinya di Indonesia tetap menjadi prioritas di tengah pergeseran strategis ini.
Editor: Tim Redaksi
Dapatkan berita dan informasi lengkap lainnya dengan cara klik http://hariannetwork.com