Hariannetwork.com – Perekonomian Inggris mengalami kontraksi 0,2 % pada Q3 2022. Kondisi tersebut diprediksi bakal menjadi awal resesi panjang yang menimpa Inggris.
Sebelumnya diperkirakan bahwa kinerja ekonomi lebih baik dari yang diharapkan pada kuarta III 2022, meskipun nyatanya terjadi penurunan. Menurut Refiniv sebagai penyedia data infrastruktur keungan, ekonomi Inggris akan terkontraksi 0,5 %.
Adapun, kontraksi ini sebenarnya belum mewakili resesi teknis yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut.
“Dalam hal output, ada perlambatan pada kuartal untuk industri jasa, produksi dan konstruksi, sektor jasa melambat menjadi output datar pada kuartal tersebut didorong oleh penurunan layanan yang dihadapi konsumen,” tulis laporan Office for National Statistics (ONS) seperti yang dikutip dari CNBC dan detikcom, Jumat (11/11/2022).